Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang sistem komputer
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:
1. Memahami sistem bilangan (Desimal, Biner, Heksadesimal)
2. Menganalisis relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR); (NOR,NAND,EXOR,EXNOR); (Flip Flop, Pencacah)
3. Menerapkan operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4. Mengklasifikasikan rangkaian Multiplekser, Dekoder, Register
5. Menerapkan elektronika dasar (kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian elektronika)
6. Menerapkan dasar dasar mikrokontroler
Pokok-pokok Materi :
1. Sistem Bilangan(Desimal, Biner, Heksadesimal)
2. Relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR); (NOR,NAND,EXOR,EXNOR); (Flip Flop, Pencacah)
3. Operasi logika aritmetika (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4. Rangkaian multiplekser, dekoder, dan register
5. Elektronika Dasar (kelistrikan, komponen elektronika, dan skema rangkaian elektronika)
6. Dasar-dasar mikrokontroler
Uraian Materi
A. Sistem Bilangan
1. Pengertian Sistem Bilangan
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia
adalah system biilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10
macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena
manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya
dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan
yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam
sistem bilangan biner yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu
besaran nilai. Selain sistem bilangan biner, komputer juga menggunakan sistem
bilangan oktal dan heksadesimal.
2. Konsep sistem bilangan Desimal, Biner, Heksadesimal
Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam simbol bilangan
berbentuk 10 digit angka, yaitu 0, 1 , 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan
desimal menggunakan basis atau radiks 10. Bentuk nilai bilangan desimal berupa
integer desimal atau pecahan desimal.
Tabel 1.1. Bilangan Desimal
(Sumber : Haryanto & Sucipto, 2013)
Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis 2 yang hanya mempunyai 2
digit yaitu 0 dan 1. 0 dan 1 disebut sebagai bilangan binary digit atau bit. Bilangan
biner ini digunakan sebagai dasar kompetensi digital. Bobot faktor untuk bilangan
biner adalah pangkat / kelipatan 2. Sistem bilangan biner menggunakan 2 macam
simbol bilangan berbentuk 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner
menggunakan basis 2.
Tabel 1.2. Bilangan Biner
Sistem bilangan oktal menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7. Sistem bilangan oktal menggunakan basis 8. Nilai tempat sistem
bilangan oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 sebagai berikut.
Tabel 1.3. Bilangan Oktal
(Sumber: Haryanto & Sucipto, 2013)
Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 macam simbol, yaltu 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C. D, E, dan F. Sistem bilangan heksadesimal
menggunakan basis 16. Sistem bilangan heksadesimal digunakan untuk alasanalasan
tertentu di beberapa komputer. Nilai tempat sistem bilangan
heksadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16, seperti ditunjukkan pada
tabel berikut.
Tabel 1.4. Bilangan Heksadesimal
Sumber: Haryanto & Sucipto, 2013)
3. Pengubahan Biner ke Desimal
Berikut ini prosedur pengubahan bilangan biner menjadi bilangan desimal.
Misalnya, diberikan bilangan 110011B. Pertama kali dituliskan bilangan biner
sebagai berikut. (Akhiran B untuk menyatakan bahwa angka didepannya adalah
bilangan biner (demikian juga D untuk desimal, H untuk heksadesimal, O untuk
oktal).
Biner 1 1 0 0 1 1 . Titik biner
Desimal 25 24 21 20 =
32 16 0 0 2 1 = 51
Gambar 1. 1. Pengubahan bilangan Biner ke desimal
Tambahkan empat bilangan desimal untuk mendapatkan ekuivalen desimal.
Maka akan didapatkan bahwa biner 110011B sama dengan angka desimal 51D.
4. Pengubahan Desimal ke Biner
Pada saat bekerja dengan peralatan elektronik digital, seringkali harus dapat
mengubah bilangan desimal ke bilangan biner. Pembahasan selanjutnya dengan
suatu metode yang membantu menyelesaikan pengubahan ini. Salah satu cara
mengubah bilangan desimal 13 ke bilangan biner, adalah sebagai berikut:
Pengubahan bilangan pada
Gambar 1.2. dimana bilangan 13D sama dengan bilangan biner 1101B.
5. Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, A, B, C, D, E, dan F disebut sebagai sistem berdasar 16. Heksadesimal dan
biner adalah ekuivalen untuk bilangan desimal 0 sarnpai 17. Perlu dicatat bahwa
huruf “A” merupakan singkatan untuk 10D, “B” untuk 11D, dan sebagainya.
Kelebihan dari sistem heksadesimal ialah mampu rnengubah secara langsung dan
bilangan biner empat bit. Sebagai contoh, bilangan heksadesimal A6H akan menyatakan bilangan biner delapan-bit 10100110B. Berdasarkan tabel dapat
langsung dapat mengubah bilangan dari biner ke desimal atau sebaliknya.
Tabel 1.5. Bilangan Desimal, Biner, Oktal, dan Heksadesimal
(Sumber: Haryanto & Sucipto, 2013)
Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan biner dapat dilakukan
dengan mengkonversikan masing-masing digit heksadesimal ke 4 digit biner
sebagai berikut. Berarti bilangan heksadesimal D4H adalah 11010100B dalam
bilangan biner.
D 4
1101 0100
Konversi dari bilangan biner ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan
dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner. Misalnya bilangan biner
11010100 dapat dikonversikan ke bilangan heksadesimal dengan cara:
1101 0100
D 4
Bilangan heksadesimal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan
cara mengalikan masing-masing digit bilangan dengan nilai tempatnya.